Sabtu, 16 Oktober 2010

KONSEP MOL

a) Definisi Mol
o Satu mol adalah banyaknya zat yang mengandung jumlah partikel yang = jumlah atom yang terdapat dalam 12 gram C-12.
o Mol merupakan satuan jumlah (seperti lusin,gros), tetapi ukurannya jauh lebih besar.
o Mol menghubungkan massa dengan jumlah partikel zat.
Hubungan mol dengan jumlah partikel, Kemolaran, Massa, Volum gas dapat digambarkan sebagai berikut:


o Jumlah partikel dalam 1 mol (dalam 12 gram C-12) yang ditetapkan melalui berbagai metode eksperimen dan sekarang ini kita terima adalah 6,02 x 10 23 (disebut tetapan Avogadro, dinyatakan dengan L ).
Contoh :
1 mol air artinya : sekian gram air yang mengandung 6,02 x 10 23 molekul air.
1 mol besi artinya : sekian gram besi yang mengandung 6,02 x 10 23 atom besi.
1 mol asam sulfat artinya : sekian gram asam sulfat yang mengandung 6,02 x 10 23 molekul H 2 SO 4 .
1 mol = 6,02 x 10 23 partikel
L = 6,02 x 10 23
b) Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel
Dirumuskan :
Keterangan :
n = jumlah mol
= jumlah partikel
c) Massa Molar (m m )
o Massa molar menyatakan massa 1 mol zat .
o Satuannya adalah gram mol -1 .
o Massa molar zat berkaitan dengan Ar atau Mr zat itu, karena Ar atau Mr zat merupakan perbandingan massa antara partikel zat itu dengan atom C-12.
Contoh :
zAr Fe = 56, artinya : massa 1 atom Fe : massa 1 atom C-12 = 56 : 12
Mr H 2 O = 18, artinya : massa 1 molekul air : massa 1 atom C-12 = 18 : 12
Karena :
1 mol C-12 = 12 gram (standar mol), maka :
Kesimpulan :
Massa 1 mol suatu zat = Ar atau Mr zat tersebut (dinyatakan dalam gram).
Untuk unsur yang partikelnya berupa atom : m m = Ar gram mol -1
Untuk zat lainnya : m m = Mr gram mol -1
d) Hubungan Jumlah Mol (n) dengan Massa Zat (m)
Dirumuskan :
dengan :
m = massa
n = jumlah mol
m m = massa molar
e) Volum Molar Gas (V m )
o Adalah volum 1 mol gas.
o Menurut Avogadro, pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas bervolum sama akan mengandung jumlah molekul yang sama pula.
o Artinya, pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas dengan jumlah molekul yang sama akan mempunyai volum yang sama pula.
o Oleh karena 1 mol setiap gas mempunyai jumlah molekul sama yaitu 6,02 x 10 23 molekul, maka pada suhu dan tekanan yang sama, 1 mol setiap gas mempunyai volum yang sama.
o Jadi : pada suhu dan tekanan yang sama, volum gas hanya bergantung pada jumlah molnya.
Dirumuskan :

dengan :
V = volum gas
n = jumlah mol
Vm = volum molar

Beberapa kondisi / keadaan yang biasa dijadikan acuan :
1) Keadaan Standar
Adalah suatu keadaan dengan suhu 0 o C dan tekanan 1 atm.
Dinyatakan dengan istilah STP ( Standard Temperature and Pressure ).
Pada keadaan STP, volum molar gas ( V m ) = 22,4 liter/mol
2) Keadaan Kamar
Adalah suatu keadaan dengan suhu 25 o C dan tekanan 1 atm.
Dinyatakan dengan istilah RTP ( Room Temperature and Pressure ).
Pada keadaan RTP, volum molar gas ( V m ) = 24 liter/mol
3) Keadaan Tertentu dengan Suhu dan Tekanan yang Diketahui
Digunakan rumus Persamaan Gas Ideal :

P = tekanan gas (atm); 1 atm = 76 cmHg = 760 mmHg
V = volum gas (L)
n = jumlah mol gas
R = tetapan gas (0,082 L atm/mol K)
T = suhu mutlak gas (dalam Kelvin = 273 + suhu Celcius)
4) Keadaan yang Mengacu pada Keadaan Gas Lain
Misalkan :
Gas A dengan jumlah mol = n 1 dan volum = V 1
Gas B dengan jumlah mol = n 2 dan volum = V 2
Maka pada suhu dan tekanan yang sama :
f) Kemolaran Larutan (M)
Kemolaran adalah suatu cara untuk menyatakan konsentrasi (kepekatan) larutan.
Menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan, atau jumlah mmol zat terlarut dalam tiap mL larutan .
Dirumuskan :
dengan :
M = kemolaran larutan
n = jumlah mol zat terlarut
V = volum larutan
Misalnya : larutan NaCl 0,2 M artinya, dalam tiap liter larutan terdapat 0,2 mol (= 11,7 gram) NaCl atau dalam tiap mL larutan terdapat 0,2 mmol (= 11,7 mg) NaCl.

HUKUM DASAR KIMIA

Hukum Kekekalan Massa ( Hukum Lavoisier )

Yaitu : “ Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.
Contoh :
40 gram Ca + 16 gram O 2 --> 56 gram CaO
12 gram C + 32 gram O 2 --> 44 gram CO 2

Contoh soal :

Pada wadah tertutup, 4 gram logam kalsium dibakar dengan oksigen, menghasilkan kalsium oksida. Jika massa kalsium oksida yang dihasilkan adalah 5,6 gram, maka berapa massa oksigen yang diperlukan?
Jawab :
m Ca
= 4 gram
m CaO
= 5,6 gram
m O 2 = ..?
Berdasarkan hukum kekekalan massa :
Massa sebelum reaksi = massa sesudah reaksi

m Ca + m O 2 = m CaO
m O 2 = m CaO - m Ca
= (5,6 – 4,0) gram
= 1,6 gram

Jadi massa oksigen yang diperlukan adalah 1,6 gram.

Hukum Perbandingan Tetap ( Hukum Proust ).

Yaitu : “ Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah tertentu dan tetap.
Contoh :
Air tersusun oleh unsur-unsur hidrogen (H 2 ) dan oksigen (O 2 ) dengan perbandingan yang selalu tetap yaitu :
11,91 % : 88,81 % = 1 : 8
Massa H 2 (gram)
Massa O 2 (gram)
Massa H 2 O (gram)
Massa zat sisa
1
8
9
-
2
16
18
-
3
16
18
1 gram H 2
3
25
27
1 gram O 2
4
25
28,125
0,875 gram H 2

Contoh soal :

Jika diketahui perbandingan massa besi (Fe) dan belerang (S) dalam pembentukan senyawa besi (II) sulfida (FeS) adalah 7 : 4 maka tentukan :
a) Massa besi yang dibutuhkan untuk bereaksi dengan 8 gram belerang!
b) Massa belerang yang tersisa, jika sebanyak 21 gram Fe direaksikan dengan 15 gram S!
c) Massa S dan massa Fe yang dibutuhkan untuk menghasilkan 22 gram senyawa FeS!
Jawab :
Reaksi :
7 4 11
Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama, sehingga 7 gram Fe akan bereaksi dengan 4 gram S membentuk 11 gram FeS.
a) Massa S = 8 gram
Massa Fe = …?
Jadi massa Fe yang dibutuhkan adalah 14 gram.
b) 21 gram Fe direaksikan dengan 15 gram S, berarti :
Fe : S = 21 : 15 = 7 : 5
Belerang berlebih, berarti seluruh Fe habis bereaksi.
Massa Fe yang bereaksi = 21 gram

Massa S yang tersisa
= ( 15-12 ) gram = 3 gram
Jadi massa S yang tersisa adalah 3 gram.

c) Untuk membentuk 22 gram FeS :
Jadi massa Fe dan S yang dibutuhkan adalah 14 gram dan 8 gram.

Hukum Kelipatan Perbandingan / Hukum Perbandingan Berganda ( Hukum Dalton )

Yaitu : “ Jika dua jenis unsur dapat membentuk lebih dari satu macam senyawa, maka perbandingan massa salah satu unsur yang terikat pada massa unsur lain yang sama, merupakan bilangan bulat dan sederhana.
Contoh :
C dan O dapat membentuk dua jenis senyawa, yaitu CO dan CO 2 . Jika massa C dalam kedua senyawa itu sama (berarti jumlah C sama), maka :
Massa O dalam CO : massa O dalam CO 2 akan merupakan bilangan bulat dan sederhana (yaitu = 1:2 ).
Contoh soal :
Karbon dapat bergabung dengan hidrogen dengan perbandingan 3 : 1, membentuk gas metana. Berapa massa hidrogen yang diperlukan untuk bereaksi dengan 900 gram C pada metana?
Jawab :
C : H = 3 : 1 sehingga :
900 : m H = 3 : 1

; Jadi, massa H yang diperlukan adalah 300 gram .

Hukum Perbandingan Volum ( Hukum Gay Lussac )

Yaitu : “ Pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan volum gas-gas yang bereaksi dan hasil reaksi merupakan bilangan bulat dan sederhana.
Contoh :
Dua volum gas hidrogen bereaksi dengan satu volum gas oksigen membentuk dua volum uap air.
gas hidrogen + gas oksigen --> uap air
2 V 1 V 2 V
Perbandingan volumenya = 2 : 1 : 2

Hukum Avogadro

Yaitu : “ Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumnya sama mengandung jumlah partikel yang sama pula.”
Contoh :
Pada pembentukan molekul H 2 O

2L H 2 ( g ) + 1L O 2 ( g ) --> 2L H 2 O( g )
2 molekul H 2 1 molekul O 2 2 molekul H 2 O

Catatan :

Jika volume dan jumlah molekul salah 1 zat diketahui, maka volume dan jumlah molekul zat lain dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan :
dan

Keterangan :

V
= volume molekul ( L )
X
= jumlah partikel ( molekul )

Contoh soal :

Pada suhu dan tekanan yang sama, sebanyak 2 L gas nitrogen (N 2 ) tepat bereaksi dengan gas H 2 membentuk gas NH 3 (amonia).
Tentukan :
a) Persamaan reaksinya!
b) Volume gas H 2 yang diperlukan!
c) Volume gas NH 3 yang dihasilkan!
Jawab :
a) Persamaan reaksinya :
b)
= = 6 L
Jadi volume gas H 2 yang diperlukan dalam reaksi adalah 6 L.

c)
= = 4 L
Jadi volume gas NH 3 yang dihasilkan oleh reaksi tersebut adalah 4 L.

TATA NAMA SENYAWA KIMIA

Tatanama senyawa kimia

Tata Nama Senyawa Sederhana
1). Tata Nama Senyawa Molekul ( Kovalen ) Biner.
Senyawa biner adalah senyawa yang hanya terdiri dari dua jenis unsur. Contoh : air (H 2 O), amonia (NH 3 )
a). Rumus Senyawa
Unsur yang terdapat lebih dahulu dalam urutan berikut, ditulis di depan. B-Si-C-Sb-As-P-N-H-Te-Se-S-I -Br-Cl-O-F Contoh : ………(lengkapi sendiri)
b). Nama Senyawa
Nama senyawa biner dari dua jenis unsur non logam adalah rangkaian nama kedua jenis unsur tersebut dengan akhiran –ida (ditambahkan pada unsur yang kedua). Contoh : ………(lengkapi sendiri) Catatan : Jika pasangan unsur yang bersenyawa membentuk lebih dari sejenis senyawa, maka senyawa-senyawa yang terbentuk dibedakan dengan menyebutkan angka indeks dalam bahasa Yunani. 1 = mono 2 = di 3 = tri 4 = tetra 5 = penta 6 = heksa 7 = hepta 8 = okta 9 = nona 10 = deka Angka indeks satu tidak perlu disebutkan, kecuali untuk nama senyawa karbon monoksida. Contoh : ……….(lengkapi sendiri)
c). Senyawa yang sudah umum dikenal, tidak perlu mengikuti aturan di atas. Contoh : ………(lengkapi sendiri) 2).
Tata Nama Senyawa Ion.
Kation = ion bermuatan positif (ion logam) Anion = ion bermuatan negatif (ion non logam atau ion poliatom)
a). Rumus Senyawa Unsur logam ditulis di depan. Contoh : ………(lengkapi sendiri)
Rumus senyawa ion ditentukan oleh perbandingan muatan kation dan anionnya. Kation dan anion diberi indeks sedemikian rupa sehingga senyawa bersifat netral ( jumlah muatan positif = jumlah muatan negatif).
b). Nama Senyawa Nama senyawa ion adalah rangkaian nama kation (di depan) dan nama anionnya (di belakang); sedangkan angka indeks tidak disebutkan. Contoh : ………(lengkapi sendiri) Catatan : Ø Jika unsur logam mempunyai lebih dari sejenis bilangan oksidasi, maka senyawa-senyawanya dibedakan dengan menuliskan bilangan oksidasinya (ditulis dalam tanda kurung dengan angka Romawi di belakang nama unsur logam itu). Contoh : ………(lengkapi sendiri) Ø
Berdasarkan cara lama, senyawa dari unsur logam yang mempunyai 2 jenis muatan dibedakan dengan memberi akhiran –o untuk muatan yang lebih rendah dan akhiran – i untuk muatan yang lebih tinggi. Contoh : ………(lengkapi sendiri) Cara ini kurang informatif karena tidak menyatakan bilangan oksidasi unsur logam yang bersangkutan.
3). Tata Nama Senyawa Terner.
Senyawa terner sederhana meliputi : asam, basa dan garam. Reaksi antara asam dengan basa menghasilkan garam.
a). Tata Nama Asam.
Asam adalah senyawa hidrogen yang di dalam air mempunyai rasa masam. Rumus asam terdiri atas atom H (di depan, dianggap sebagai ion H + ) dan suatu anion yang disebut sisa asam . Catatan : perlu diingat bahwa asam adalah senyawa molekul, bukan senyawa ion. Nama anion sisa asam = nama asam yang bersangkutan tanpa kata asam. Contoh : H 3 PO 4 Nama asam = asam fosfat Rumus sisa asam = PO 4 3- (fosfat)
b). Tata Nama Basa.
Basa adalah zat yang jika di dalam air dapat menghasilkan ion OH- Pada umumnya, basa adalah senyawa ion yang terdiri dari kation logam dan anion Nama basa = nama kationnya yang diikuti kata hidroksida . Contoh : ………(lengkapi sendiri) c). Tata Nama Garam. Garam adalah senyawa ion yang terdiri dari kation basa dan anion sisa asam . Rumus dan penamaannya = senyawa ion. Contoh : ………(lengkapi sendiri)
4). Tata Nama Senyawa Organik.
Senyawa organik adalah senyawa-senyawa C dengan sifat-sifat tertentu. Senyawa organik mempunyai tata nama khusus, mempunyai nama lazim atau nama dagang ( nama trivial ). Persamaan reaksi Menggambarkan reaksi kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi dan hasil reaksi disertai dengan koefisiennya masing-masing.
1). Menuliskan Persamaan Reaksi.
o Reaksi kimia mengubah zat-zat asal (pereaksi = reaktan ) menjadi zat baru (produk).
o Jenis dan jumlah atom yang terlibat dalam reaksi tidak berubah, tetapi ikatan kimia di antaranya berubah.
o Ikatan kimia dalam pereaksi diputuskan dan terbentuk ikatan baru dalam produknya.
o Atom-atom ditata ulang membentuk produk reaksi.
Contoh : Keterangan : * Tanda panah menunjukkan arah reaksi (artinya = membentuk atau bereaksi menjadi). * Huruf kecil dalam tanda kurung menunjukkan wujud atau keadaan zat yang bersangkutan ( g = gass, l = liquid, s = solid dan aq = aqueous / larutan berair ). * Bilangan yang mendahului rumus kimia zat disebut koefisien reaksi (untuk menyetarakan atom-atom sebelum dan sesudah reaksi). * Koefisien reaksi juga menyatakan perbandingan paling sederhana dari partikel zat yang terlibat dalam reaksi.
Ø Penulisan persamaan reaksi dapat dilakukan dengan 2 langkah :
1). Menuliskan rumus kimia zat pereaksi dan produk, lengkap dengan keterangan wujudnya.
2). Penyetaraan, yaitu memberi koefisien yang sesuai sehingga jumlah atom setiap unsur sama pada kedua ruas ( cara sederhana ).
Contoh :
Langkah 1 : (belum setara)
Langkah 2 : (sudah setara)
2). Menyetarakan Persamaan Reaksi.
Langkah-langkahnya ( cara matematis ) :
a). Tetapkan koefisien salah satu zat, biasanya zat yang rumusnya paling kompleks = 1, sedangkan zat lain diberikan koefisien sementara dengan huruf.
b). Setarakan terlebih dahulu unsur yang terkait langsung dengan zat yang diberi koefisien 1 itu.
c). Setarakan unsur lainnya.
Biasanya akan membantu jika atom O disetarakan paling akhir.
Contoh :
Langkah 1 : Persamaan reaksi yang belum setara.
Langkah 2 : Menetapkan koefisien C 2 H 6 = 1 sedangkan koefisien yang lain ditulis dengan huruf.

Langkah 3 : Jumlah atom di ruas kiri dan kanan : Atom Ruas kiri Ruas kanan C 2 b H 6 2c O 2a 2b+c
Langkah 4 : Jumlah atom di ruas kiri = jumlah atom di ruas kanan.
Dari langkah 3, diperoleh : b = 2 ……………. (i) 2c = 6 ……………. (ii)
2a = (2b + c) …….. (iii)
Dari persamaan (ii), diperoleh : 2c = 6 c = 6/2 = 3 ………. (iv)
Persamaan (i) dan (iv) disubstitusikan ke persamaan (iii) :
2a = (2b + c) …….. (iii) 2a = {(2).(2) + 3} = 7 a =7/2 …………... (v)
Langkah 5 : Nilai-nilai a, b dan c disubstitusikan ke persamaan reaksi : …………..(x 2)
Langkah 6 : Memeriksa kembali jumlah atom di ruas kiri dan kanan, serta melengkapi wujud zatnya.

IKATAN KIMIA

1. Ikatan Ion = Elektrovalen = Heteropolar

Ikatan ion biasanya terjadi antara atom-atom yang mudah melepaskan elektron (logam-logam golongan utama) dengan atom-atom yang mudah menerima elektron (terutama golongan VIA den VIIA). Makin besar perbedaan elektronegativitas antara atom-atom yang membentuk ikatan, maka ikatan yang terbentuk makin bersifat ionik.
PADA UMUMNYA UNSUR-UNSUR YANG MUDAH MEMBENTUK IKATAN ION ADALAH - IA « VIIA atau VIA - IIA « VIIA atau VIA - Unsur transisi « VIIA atau VIA
Contoh: Na --> Na + e - 1s 2 2s 2 2p 6 3s 1 1s 2 2s 2 2p 6 (konfigurasi Ne) Atom Cl (VIIA) mudah menerima elektron sehingga elektron yang dilepaskan oleh atom Na akan ditangkap oleh atom Cl. Cl + e - --> Cl - 1s 2 2s 2 2p 6 3s 2 3p 5 1s 2 2s 2 2p 6 3s 2 3p 6 (konfigurasi Ar) Antara ion-ion Na + dan Cl - terjadi gaya tarik menarik elektrostatik, sehingga membentuk senyawa ion Na + Cl - .
Contoh lain : CaCl 2, MgBr 2, BaO, FeS dan sebagainya.
SIFAT-SIFAT SENYAWA IONIK ANTARA LAIN:
a. bersifat polar
b. larutannya dalam air menghantarkan arus listrik
c. titik lelehnya tinggi
d. lelehannya menghantarkan arus listrik
e. larut dalam pelarut-pelarut polar

2. Ikatan Kovalen = Homopolar
Ikatan kovalen terjadi karena adanya pemakaian bersama elektron dari atom-atom yang membentuk ikatan. Pada umumnya ikatan kovalen terjadi antara atom-atom bukan logam yang mempunyai perbedaan elektronegativitas rendah atau nol.
Seperti misalnya : H 2, CH 4, Cl 2, N 2, C 6 H 6, HCl dan sebagainya.
IKATAN KOVALEN TERBAGI ATAS:
a. IKATAN KOVALEN POLAR
atom-atom pembentuknya mempunyai gaya tarik yang tidak sama terhadap pasangan elektron persekutuannya. Hal ini terjadi karena beda keelektronegatifan kedua atomnya. Elektron persekutuan akan bergeser ke arah atom yang lebih elektronegatif akibatnya terjadi pemisahan kutub positif dan negatif. Dalam senyawa HCl ini, Cl mempunyai keelektronegatifan yang lebih besar dari H. sehingga pasangan elektron lebih tertarik ke arah Cl, akibatnya H relatif lebih elektropositif sedangkan Cl relatif menjadi elektronegatif. Pemisahan muatan ini menjadikan molekul itu bersifat polar dan memiliki "momen dipol" sebesar: T = n . l dimana : T = momen dipol n = kelebihan muatan pada masing-masing atom l = jarak antara kedua inti atom
b. IKATAN KOVALEN NON POLAR
Titik muatan negatif elektron persekutuan berhimpit, sehingga pada molekul pembentukuya tidak terjadi momen dipol, dengan perkataan lain bahwa elektron persekutuan mendapat gaya tarik yang sama.
Contoh: kedua atom H mempunyai harga keelektronegatifan yang sama. Karena arah tarikan simetris, maka titik muatan negatif elektron persekutuan berhimpit.
Contoh lain adalah senyawa CO 2, O 2, Br 2 dan lain-lain

3. Ikatan Kovalen Koordinasi/Koordinat/Dativ/Semipolar
Adalah ikatan yang terbentuk dengan cara penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan [Pasangan Elektron Bebas (PEB)], sedangkan atom yang lain hanya menerima pasangan elektron yang digunakan bersama. * Pasangan elektron ikatan (PEI) yang menyatakan ikatan dativ digambarkan dengan tanda anak panah kecil yang arahnya dari atom donor menuju akseptor pasangan elektron.

4. Ikatan Logam
Adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik-menarik yang terjadi antara muatan positif dari ion-ion logam dengan muatan negatif dari elektron-elektron yang bebas bergerak.
Atom-atom logam dapat diibaratkan seperti bola pingpong yang terjejal rapat 1 sama lain.
Atom logam mempunyai sedikit elektron valensi, sehingga sangat mudah untuk dilepaskan dan membentuk ion positif.
Maka dari itu kulit terluar atom logam relatif longgar (terdapat banyak tempat kosong) sehingga elektron dapat berpindah dari 1 atom ke atom lain.
Mobilitas elektron dalam logam sedemikian bebas, sehingga elektron valensi logam mengalami delokalisasi yaitu suatu keadaan dimana elektron valensi tersebut tidak tetap posisinya pada 1 atom, tetapi senantiasa berpindah-pindah dari 1 atom ke atom lain.
Struktur logam menyebabkan sifat-sifat khas logam yaitu :
a). berupa zat padat pada suhu kamar, akibat adanya gaya tarik-menarik yang cukup kuat antara elektron valensi (dalam awan elektron) dengan ion positif logam.
b). dapat ditempa (tidak rapuh), dapat dibengkokkan dan dapat direntangkan menjadi kawat . Hal ini akibat kuatnya ikatan logam sehingga atom-atom logam hanya bergeser sedangkan ikatannya tidak terputus.
c). penghantar / konduktor listrik yang baik, akibat adanya elektron valensi yang dapat bergerak bebas dan berpindah-pindah. Hal ini terjadi karena sebenarnya aliran listrik merupakan aliran elektron.

Polarisasi Ikatan Kovalen
Suatu ikatan kovalen disebut polar, jika pasangan elektron ikatan (PEI) tertarik lebih kuat ke salah 1 atom. Contoh 1 : Molekul HCl * Meskipun atom H dan Cl sama-sama menarik pasangan elektron, tetapi keelektronegatifan Cl lebih besar daripada atom H. * Akibatnya atom Cl menarik pasangan elektron ikatan (PEI) lebih kuat daripada atom H sehingga letak PEI lebih dekat ke arah Cl (akibatnya terjadi semacam kutub dalam molekul HCl). Jadi, kepolaran suatu ikatan kovalen disebabkan oleh adanya perbedaan keelektronegatifan antara atom-atom yang berikatan. Sebaliknya, suatu ikatan kovalen dikatakan non polar (tidak berkutub), jika PEI tertarik sama kuat ke semua atom. Momen Dipol ( µ ) Adalah suatu besaran yang digunakan untuk menyatakan kepolaran suatu ikatan kovalen. Dirumuskan : µ = Q x r ; 1 D = 3,33 x 10 -30 C.m keterangan : µ = momen dipol, satuannya debye (D) Q = selisih muatan, satuannya coulomb (C) r = jarak antara muatan positif dengan muatan negatif, satuannya meter (m)

Perbedaan antara Senyawa Ion dengan Senyawa Kovalen
1 Senyawa ion titik didih tinggi, kovalen rendah
2 Senyawa ion titik leleh tinggi, kovalen rendah
3 Senyawa ion wujud padat pada suhu kamar, kovalen padat,cair,gas pada suhu kamar
4 Senyawa ion Daya hantar listrik Padat = isolator Lelehan = konduktor Larutan = konduktor, kovalen Padat = isolator Lelehan = isolator Larutan = ada yang konduktor
5 Senyawa ion Kelarutan dalam air Umumnya larut, kovalen Umumnya tidak larut
6 Senyawa ion Kelarutan dalam trikloroetana (CHCl 3 ), kovalen Tidak larut Larut

Pengecualian dan Kegagalan Aturan Oktet
1). Pengecualian Aturan Oktet
a) Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet Meliputi senyawa kovalen biner sederhana dari Be, B dan Al yaitu atom-atom yang elektron valensinya kurang dari 4. Contoh : BeCl 2, BCl 3 dan AlBr 3
b) Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil Contohnya : NO 2 mempunyai jumlah elektron valensi (5 + 6 + 6) = 17
c) Senyawa dengan oktet berkembang Unsur-unsur periode 3 atau lebih dapat membentuk senyawa yang melampaui aturan oktet / lebih dari 8 elektron pada kulit terluar (karena kulit terluarnya M, N dst dapat menampung 18 elektron atau lebih). Contohnya : PCl 5, SF 6, ClF 3, IF 7 dan SbCl 5 2).

Kegagalan Aturan Oktet
Aturan oktet gagal meramalkan rumus kimia senyawa dari unsur transisi maupun post transisi.
Contoh :
atom Sn mempunyai 4 elektron valensi tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +2
atom Bi mempunyai 5 elektron valensi tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +1 dan +3 Penyimpangan dari Aturan Oktet dapat berupa :
1) Tidak mencapai oktet
2) Melampaui oktet (oktet berkembang)

Penulisan Struktur Lewis Langkah-langkahnya :
1) Semua elektron valensi harus muncul dalam struktur Lewis
2) Semua elektron dalam struktur Lewis umumnya berpasangan
3) Semua atom umumnya mencapai konfigurasi oktet (khusus untuk H, duplet)
4) Kadang-kadang terdapat ikatan rangkap 2 atau 3 (umumnya ikatan rangkap 2 atau 3 hanya dibentuk oleh atom C, N, O, P dan S)
Langkah alternatif : (syarat utama : kerangka molekul / ion sudah diketahui)
1) Hitung jumlah elektron valensi dari semua atom dalam molekul / ion
2) Berikan masing-masing sepasang elektron untuk setiap ikatan
3) Sisa elektron digunakan untuk membuat semua atom terminal mencapai oktet
4) Tambahkan sisa elektron (jika masih ada), kepada atom pusat
5) Jika atom pusat belum oktet, tarik PEB dari atom terminal untuk membentuk ikatan rangkap dengan atom pusat
Resonansi a. Suatu molekul atau ion tidak dapat dinyatakan hanya dengan satu struktur Lewis.
b. Kemungkinan-kemungkinan struktur Lewis yang ekivalen untuk suatu molekul atau ion disebut Struktur Resonansi .
c. Dalam molekul SO 2 terdapat 2 jenis ikatan yaitu 1 ikatan tunggal (S-O) dan 1 ikatan rangkap (S=O).
d. Berdasarkan konsep resonansi, kedua ikatan dalam molekul SO 2 adalah ekivalen.
e. Dalam molekul SO 2 itu, ikatan rangkap tidak tetap antara atom S dengan salah 1 dari 2 atom O dalam molekul itu, tetapi silih berganti.
f. Tidak satupun di antara ke-2 struktur di atas yang benar untuk SO2, yang benar adalah gabungan atau hibrid dari ke-2 struktur resonansi tersebut.

Hubungan antara golongan dan konfigurasi elektron

Unsur yang terletak pada satu golongan mempunyai sifat-sifat kimia yang mirip (hampir sama).
Unsur-unsur golongan A disebut golongan utama, sedangkan unsur-unsur golongan B disebut unsur transisi (peralihan), semua unsur transisi diberi simbol B kecuali untuk triade besi, paladium dan platina disebut "golongan VIII''.

- LAMBANG UNSUR-UNSUR GOLONGAN A
Lambang Golongan Nama Golongan
Konfigurasi Elektron Orbital Terluar
I - A Alkali ns 1
II - A Alkali tanah ns 2
III - A Boron ns 2 - np 1
IV - A Karbon - Silikon ns 2 - np 2
V - A Nitogen - Posphor ns 2 - np 3
VI - A Oksigen ns 2 - np 4
VII - A Halogen ns 2 - np 5
VIII - A Gas mulia ns 2 - np 6
- LAMBANG UNSUR-UNSUR GOLONGAN B
Konfigurasi Elektron Lambang Golongan
(n - 1) d 1 ns 2 III - B
(n - 1) d 2 ns 2 IV - B
(n - 1) d 3 ns 2 V - B
(n - 1) d 4 ns 2 VI - B
(n - 1) d 5 ns 2 VII - B
(n - 1) d 6-8 ns 2 VIII
(n - 1) d 9 ns 2 I - B
(n - 1) d 10 ns 2 II - B
- GOLONGAN LANTANIDA DAN AKTINIDA, DIBERI LAMBANG
nS 2 (n-2)f 1-14

Jika :
n = 6 adalah lantanida
n = 7 adalah aktinida

Cara Penentuan Perioda Dan Golongan Suatu Unsur

1. Unsur dengan nomor atom 11, konfigurasinya : 1s 2 2s 2 2p 6 3s 1

- n = 3, berarti periode 3 (kulit M).
- elektron valensi (terluar) 3s sebanyak 1 elektron, berarti termasuk golongan IA.
2. Unsur Ga dengan nomor atom 31, konfigurasinya : 1s 2 2s 2 2p 6 3s 2 3p 6 4s 2 3d 10 4p 1

- n = 4, berarti perioda 4 (kulit N).
- elektronvalensi 4s 2 4p 1, berarti golongan IIIA.
3. Unsur Sc dengan nomor atom 21, konfigurasinya : 1s 2 2s 2 2p 6 3s 2 3p 6 4s 2 3d 1

- n = 4, berarti perioda 4 (kulit N).
- 3d 1 4s 2 berarti golongan IIIB.
4. Unsur Fe dengan nomor atom 26, konfigurasinya : 1s 2 2s 2 2p 6 3s 2 3p 6 4s 2 3d 10

- n = 4, berarti perioda 4 (kulit N).
- 3d 6 4s 2, berarti golongan VIII.

Beberapa Sifat Periodik Unsur-Unsur

1. Jari jari atom adalah jarak dari inti atom ke lintasan elektron terluar.

- Dalam satu perioda, dari kiri ke kanan jari jari atom berkurang.

- Dalam satu golongan, dari atas ke bawah jari-jari atom bertambah.

- Jari-jari atom netral lebih besar daripada jari-jari ion positifnya tetapi lebih kecil dari jari-jari ion negatifnya.

Contoh:
jari-jari atom Cl <> -
jari-jari atom Ba > jari-jari ion Ba 2+
2. Potensial ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron yang paling lemah/luar dari atom suatu unsur atau ion dalam keadaan gas.

- Dalam satu perioda, dari kiri ke kanan potensial ionisasi bertambah.

- Dalam satu golongan, dari atas ke bawah potensial ionisasi berkurang.
3. Affinitas elektron adalah besarnya energi yang dibebaskan pada saat atom suatu unsur dalam keadaan gas menerima elektron.

- Dalam satu perioda, dari kiri ke kanan affinitas elektron bertambah.

- Dalam satu golongan, dari atas ke bawah affinitas elektron berkurang.
4. Keelektronegatifan adalah kemampuan atom suatu unsur untuk menarik elektron ke arah intinya dan digunakan bersama.
SECARA DIAGRAMATIS SIFAT-SIFAT INI DAPAT DISAJIKAN SEBAGAI BERIKUT
1. Jari-jari atom
2. Sifat logam
3. Sifat elektropositif
4. Reduktor
5. Sifat basa/oksida basa
makin besar/kuat
1. Sifat elektronegatif
2. Oksidator
3. Potensial ionisasi
4. Affinitas elektron
5. Keelektronegatifan
Keterangan: tanda-tanda panah di atas mempunyai arti sebagai berikut
® : artinya, dalam satu periode dari kiri ke kanan
¬ : artinya, dalam satu periode dari kanan ke kiri
¯ : artinya, dalam satu golongan dari atas ke bawah
á : artinya, dalam satu golongan dari bawah ke atas

Kamis, 26 Agustus 2010

Perkembangan Tabel Periodik Unsur

TRIADE DOBEREINER
Dobereiner menemukan adanya beberapa kelompok tiga unsur yang memiliki kemiripan sifat, yang ada hubungannya dengan massa atom.
Contoh kelompok-kelompok triade:
- Cl, Br dan I
- Ca, Sr dan Ba
- S, Se dan Te

HUKUM OKTAF NEWLANDS
Apabila unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom, maka unsur kesembilan mempunyai sifat-sifat yang mirip dengan unsur pertama, unsur kesepuluh mirip dengan unsur kedua dan seterusnya. Karena setelah unsur kedelapan sifat-sifatnya selalu terulang, maka dinamakan hukum Oktaf.
Contoh: Li (nomor atom 3) akan mirip sifatnya dengan Na (nomor atom 11)

SISTEM PERIODIK MENDELEYEV
Disusun berdasarkan massa atomnya dengan tidak mengabaikan sifat-sifat unsurnya.
Lahirlah hukum periodik unsur yang menyatakan bahwa apabila unsur disusun menurut massa atomnya, maka unsur itu akan menunjukkan sifat-sifat yang berulang secara periodik

Beberapa keunggulan sistem periodik Mendeleyev, antara lain:
Ada tempat bagi unsur transisi.
Terdapat tempat-tempat kosong yang diramalkan akan diisi dengan unsur yang belum ditemukan pada waktu itu.

Kekurangan sistem periodik ini:
Adanya empat pasal anomali, yaitu penyimpangan terhadap hukum perioditas yang disusun berdasarkan kenaikan massa atomnya. Keempat anomali itu adalah: Ar dengan K, Te dengan I, Co dengan Ni dan Th dengan Pa.
TRIADE DOBEREINER
Dobereiner menemukan adanya beberapa kelompok tiga unsur yang memiliki kemiripan sifat, yang ada hubungannya dengan massa atom.

Contoh kelompok-kelompok triade:


- Cl, Br dan I

- Ca, Sr dan Ba

- S, Se dan Te

HUKUM OKTAF NEWLANDS
Apabila unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom, maka unsur kesembilan mempunyai sifat-sifat yang mirip dengan unsur pertama, unsur kesepuluh mirip dengan unsur kedua dan seterusnya. Karena setelah unsur kedelapan sifat-sifatnya selalu terulang, maka dinamakan hukum Oktaf.
Contoh: Li (nomor atom 3) akan mirip sifatnya dengan Na (nomor atom 11)